BERITA TERBARUOLAHRAGA

Dukungan terhadap Calon Ketua KONI Manado Bermasalah: Apakah Sinergi dengan Asta Cita?

Isu rekam jejak, hukum, dan integritas kandidat menguji konsistensi visi nasional Presiden Prabowo Subianto dalam penyelenggaraan olahraga.

FORUMADIL, Manado – Pemerintahan Prabowo–Gibran menjadikan Asta Cita sebagai pedoman kebijakan nasional 2024–2029 — mencakup reformasi birokrasi, penegakan hukum, dan pembangunan SDM termasuk prestasi olahraga.

Asta Cita & Komitmen Nasional terhadap Integritas

Dalam program ini, integritas, moralitas, dan bersih dari konflik kepentingan atau tindak pidana menjadi bagian dari fondasi pembangunan nasional — termasuk ketika menyentuh lembaga olahraga seperti KONI.

Kontroversi di Tingkat Lokal: Dukungan Pejabat Gubernur kepada Calon Bermasalah

Di Kota Manado, salah satu calon Ketua KONI diduga menerima dukungan kuat dari staf khusus Gubernur — figur yang dekat dengan kekuasaan provinsi. Dukungan ini mengundang pertanyaan tegas publik dan pemerhati olahraga: apakah ini instruksi resmi, representasi pemerintahan, atau ekspresi pribadi?

Lebih jauh, nama calon yang bersangkutan pernah muncul dalam pemberitaan terkait dugaan hukum — yang, meskipun belum berstatus vonis, cukup untuk menimbulkan kekhawatiran terhadap kredibilitas lembaga olahraga.

Kontradiksi Potensial: Antara Asta Cita dan Realitas Lokal

Jika benar dukungan datang dari unsur pemerintahan provinsi — atau paling tidak mendapat restu — maka pemilihan kandidat seperti itu bisa dianggap bertentangan dengan semangat Asta Cita:

Asta Cita menekankan integritas, penegakan hukum, dan transparansi birokrasi.

Mendukung calon dengan isu hukum berpotensi menodai kepercayaan publik: terhadap Pemerintah, terhadap lembaga olahraga, dan terhadap komitmen moral nasional.

Hal ini bisa melemahkan legitimasi KONI, merusak brand pemerintah daerah/provinsi, dan menggerus kepercayaan masyarakat terhadap olahraga sebagai ruang prestasi — bukan arena politik atau patronase.

Implikasi dan Pertanyaan yang Menggantung

Apakah Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara secara resmi mendukung calon tersebut — atau hanya staf khusus secara pribadi?

Bagaimana konsistensi antara kebijakan nasional (Asta Cita) dan dinamika lokal dalam pemilihan Ketua KONI?

Apakah masyarakat, atlet, dan cabor akan menerima pemimpin yang dibayangi kontroversi hukum?

Akankah pemilihan itu menandakan bahwa politik patronase lebih kuat ketimbang integritas dan reformasi — meskipun publik berharap di era Prabowo-Gibran kebijakan moral menjadi prioritas?

Kesimpulan

Pemilihan Ketua KONI Manado bisa menjadi ujian nyata bagi konsistensi antara visi besar nasional dan praktik politik lokal. Bila integritas, transparansi, dan rekam jejak kerap diremehkan — maka upaya membangun prestasi olahraga dan kepercayaan publik akan menghadapi tantangan besar.

Publik pantas tahu: apakah kepentingan politik lebih dulu, atau moralitas dan masa depan atlet Manado.

Pernyataan Redaksi & Hak Jawab

Redaksi membuka ruang hak jawab kepada:

  • Pihak staf khusus Gubernur yang disebut mendukung kandidat
  • Kandidat bersangkutan — untuk klarifikasi hukum, rekam jejak, dan visi-misi KONI
  • Pemerintah Provinsi — apakah ada dukungan resmi terhadap kandidat tersebut

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button