Ibadah Pra-Natal Kaum Pria GPdI Lahai-Roi Wasian Tekankan Makna Mengasihi Tuhan Secara Sungguh-Sungguh

FORUMADIL, Wasian – Ibadah Pra-Natal Kaum Pria GPdI Lahai-Roi Wasian pada Jumat (21/11/2025) berlangsung penuh refleksi. Dalam khotbahnya, Pendeta Melky Mamesah, S.Th., menegaskan bahwa mengasihi Tuhan bukan sekadar ucapan, melainkan komitmen hidup yang tampak dalam tindakan sehari-hari.
Mengapa kaum Pria GPdI Lahai-Roi Wasian mengangkat tema “Apakah engkau sungguh mengasihi Tuhan Yesus Kristus?”, dengan dasar pembacaan dari Yohanes 21:15. Pendeta Melky Mamesah menekankan bahwa pertanyaan Yesus kepada Petrus—“Apakah engkau mengasihi Aku?”—adalah pertanyaan yang relevan bagi setiap orang percaya masa kini.
“Banyak orang mengaku mengasihi Tuhan, tetapi kenyataan hidupnya tidak mencerminkan kasih itu,” ujar Mamesah di hadapan jemaat Kaum Pria.
Mengasihi Tuhan berarti memiliki komitmen penuh
Mengutip Mazmur 97:10-12, Mamesah menjelaskan bahwa orang yang mengasihi Tuhan dituntut untuk membenci kejahatan. Mengasihi Tuhan, katanya, tidak dapat dilakukan dengan setengah hati.
Ia menegur fenomena yang masih kerap ia temui di kalangan kaum pria Kristen: hidup yang belum sepenuhnya berubah. “Ada yang masih memendam kebencian, mabuk-mabukan, merokok—yang dalam iman Pentakosta dianggap merusak Bait Allah—bahkan melakukan kekerasan dalam rumah tangga,” ungkapnya.
Mamesah menambahkan bahwa kasih yang sejati harus tampak dalam gaya hidup yang selaras dengan firman Tuhan.
“Jika engkau mengasihi Aku, ikutlah Aku”
Pendeta Mamesah lalu mengutip 1 Yohanes 4:7-12, menegaskan bahwa kasih kepada Tuhan menuntut perubahan perilaku dan kerelaan meninggalkan jenis apa pun dari kejahatan.
“Kasih kepada Tuhan tidak bersifat pasif. Kasih itu harus mendorong kita untuk mengikuti-Nya, artinya meninggalkan pola hidup lama,” katanya.
Tanda kasih sejati: menjauhi yang jahat, mengejar damai
Landasan firman dari 1 Petrus 3:8-12 kembali mengingatkan jemaat bahwa hidup yang mengasihi Tuhan adalah hidup yang mengendalikan lidah, menjauhi kejahatan, melakukan yang baik, dan mencari perdamaian.
“Orang yang mengasihi Tuhan akan menjaga kata-katanya, tindakannya, dan hubungannya dengan sesama. Mata Tuhan tertuju kepada orang benar,” ujar Mamesah.

Ibadah Pra-Natal tersebut ditutup dengan doa syafaat agar para pria di GPdI Lahai-Roi Wasian dapat menjadi teladan dalam keluarga dan jemaat melalui hidup yang memantulkan kasih Kristus secara nyata. Ibadah ini dilaksanakan di kediaman James Sumerah dan Oleke Sarayar (keluarga Sumerah–Sarayar), sekaligus dirangkaikan dengan perayaan ulang tahun ke-60 James Sumerah, sehingga suasana ibadah terasa hangat, penuh syukur, dan membawa sukacita bagi seluruh jemaat yang hadir.(Hen)



