Kepala BWS Sulawesi I Gagap Jawab Dugaan Permainan Kotor Proyek Rp 48 Miliar di Amurang

FORUMADIL, Manado– Aroma busuk dugaan permainan proyek mulai tercium dalam pembangunan pengaman pantai Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan. Proyek bernilai jumbo Rp 48 miliar dari APBN Kementerian PUPR ini diduga kuat sarat rekayasa pengadaan, dan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I, Ir. Sugeng Harianto, justru terlihat gagap saat dikonfirmasi.
Pernyataannya yang penuh keraguan makin menambah tanda tanya publik.
“Mungkin ini hoax, karena di BWS Sulawesi I tidak ada PPK bernama Firdy Hamzah. Dan setahu saya, pengumuman pendaftaran tanggal 7 sampai 9 Mei 2025,” ujarnya singkat, tanpa menyampaikan penelusuran atau klarifikasi yang tuntas.
Kata “mungkin” dari seorang kepala balai yang seharusnya menguasai detail proyek di bawah institusinya, menjadi sinyal lemahnya pengawasan sekaligus dugaan adanya sesuatu yang disembunyikan.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sebuah perusahaan di Sulawesi Utara telah lebih dulu menerima undangan penetapan pemenang proyek lewat email pada 30 April 2025 ironisnya, sebelum paket proyek tersebut tayang resmi di LPSE pada 7 Mei 2025.
Prematur dan cacat prosedur. Fakta ini membuka potensi skenario pengaturan pemenang, pemalsuan dokumen, dan manipulasi sistem pengadaan negara.-Peneliti JPKP Sulawesi Utara, Hendra Lumempouw, menilai indikasi pelanggaran sudah sangat jelas.
“Kami melihat potensi pelanggaran serius terhadap asas transparansi, akuntabilitas, dan indikasi korupsi. Ini bisa masuk Pasal 3 dan 9 UU Tipikor, juga Pasal 263 dan 421 KUHP soal pemalsuan dokumen dan penyalahgunaan wewenang,”tegasnya.
Pihaknya akan segera melayangkan laporan resmi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lengkap dengan bukti email, screenshot LPSE, serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
Jika benar terbukti, skandal ini bisa menjadi salah satu bentuk pembusukan sistem pengadaan yang paling terang-terangan di Sulawesi Utara. Dan publik berhak tahu: siapa bermain di balik proyek raksasa yang harusnya melindungi masyarakat pesisir, bukan memperkaya segelintir elite.(Hen)



