Misteri Kematian Jane Austen yang Belum Terpecahkan Selama Dua Abad

FORUMADIL, National Geographic – Lebih dari dua abad setelah kematiannya, misteri di balik wafatnya novelis legendaris Jane Austen masih belum terungkap. Austen, yang dikenal melalui karya-karya seperti *Pride and Prejudice* dan *Sense and Sensibility*, meninggal pada usia 41 tahun, meninggalkan teka-teki medis yang belum dapat dijelaskan secara pasti hingga hari ini.
Menurut laporan eksklusif National Geographic dalam rubrik *History & Culture*, Jane Austen dilaporkan mengalami gejala seperti demam berkepanjangan, kelelahan parah, serta perubahan warna kulit yang mencolok menjelang akhir hidupnya. Meskipun sejumlah teori telah dikemukakan – mulai dari tuberkulosis, penyakit Addison, hingga keracunan arsenik – para ahli medis modern masih berdebat tentang diagnosis yang paling masuk akal.
“Ini adalah kasus klasik yang menggambarkan keterbatasan dunia medis pada era Regency Inggris,” tulis National Geographic. Dokter zaman Austen hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang penyakit autoimun atau endokrin yang kini umum diketahui.
Jane Austen wafat pada tahun 1817 di Winchester, Inggris, dan dimakamkan di Katedral Winchester. Ketidakpastian atas penyebab kematiannya menambah lapisan tragis dalam narasi hidup seorang perempuan penulis yang karyanya menembus batas zaman.
Hingga kini, para peneliti masih mempelajari surat-surat pribadi dan catatan medis kuno demi mencoba memecahkan misteri besar dalam sejarah sastra dunia: bagaimana sebenarnya Jane Austen meninggal?(Hen)



