Narasi Iblis dalam Alkitab: Dari Pendakwa di Surga Hingga Naga di Akhir Zaman

FORUMADIL, Manado – Dalam imajinasi populer, Iblis sering digambarkan sebagai sosok bertanduk, berkulit merah, berwajah menyeramkan, bahkan digambarkan membawa trisula. Namun, Alkitab menghadirkan narasi yang jauh berbeda: Iblis adalah makhluk roh yang nyata, musuh umat Allah, sekaligus penipu yang sejak awal berusaha menjatuhkan manusia.
Awal Kejatuhan:
Dari Malaikat Menjadi Musuh AllahAlkitab tidak menyebut secara gamblang asal-usul Iblis. Namun nubuat dalam Yesaya 14:12-15 dan Yehezkiel 28:12-17 kerap dipahami sebagai gambaran kejatuhan seorang malaikat agung yang congkak. Ia disebut Bintang Timur, Putera Fajar, yang hendak menyamai Allah tetapi akhirnya jatuh.
“Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar! … Aku hendak naik ke langit, aku hendak menyamai Yang Mahatinggi!” (Yesaya 14:12-14)
Iblis dalam Perjanjian Lama:
Pendakwa UmatDalam Kitab Ayub, Iblis disebut ha-satan atau pendakwa. Ia menuduh Ayub hanya setia karena diberkati Allah, lalu menantang iman Ayub melalui penderitaan.
Ayub 1:6-12 – Iblis menantang kesetiaan Ayub.
Zakharia 3:1-2 – Iblis mendakwa imam besar Yosua, namun Tuhan menegur Iblis.
Narasi ini memperlihatkan fungsi Iblis sebagai penggugat, bukan sekadar simbol jahat.
Iblis dalam Perjanjian Baru: Musuh Kristus
Dalam Perjanjian Baru, identitas Iblis semakin jelas. Ia tampil sebagai pencobai, penyesat, bahkan disebut “bapa segala dusta.
”Matius 4:1-11 – Iblis mencobai Yesus di padang gurun.Lukas 10:18 – Yesus bersaksi, “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.”
1 Petrus 5:8 – Iblis digambarkan seperti singa yang mengaum, mencari mangsa.Rasul Paulus menegaskan, perlawanan orang percaya bukan melawan manusia, tetapi melawan kuasa-kuasa kegelapan (Efesus 6:11-12).
Iblis dalam Kitab Wahyu:
Naga Akhir ZamanKitab Wahyu memberikan gambaran paling dramatis. Iblis disimbolkan sebagai naga merah besar, ular tua yang disebut Satan, penyesat dunia.
Wahyu 12:7-9 – Terjadi peperangan di surga. Mikhael dan malaikatnya mengalahkan naga, yang lalu dilempar ke bumi.
Wahyu 20:10 – Iblis akhirnya dilemparkan ke dalam lautan api, bersama antikristus dan nabi palsu.Gambaran ini menegaskan akhir dari Iblis: kekalahan total.
Gambaran Budaya vs Narasi Alkitab
Seni abad pertengahan Eropa mencitrakan Iblis sebagai sosok bertanduk, berkulit merah, dan mengerikan. Padahal Alkitab tidak pernah melukiskannya demikian. Yang lebih ditekankan adalah sifatnya: pendusta, pendakwa, dan penyesat.
Refleksi: Kemenangan Terang atas Kegelapan
Meski Iblis disebut penguasa dunia kegelapan, Alkitab menegaskan bahwa kuasanya terbatas. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kuasa dosa dan maut dihancurkan.
“Anak Allah telah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis.” (1 Yohanes 3:8)
Bagi orang percaya, pesan Alkitab jelas: waspada terhadap tipu daya Iblis, namun tetap berpegang pada pengharapan bahwa terang selalu menang atas kegelapan.
Kesimpulan:
Iblis dalam Alkitab bukan sekadar tokoh menakutkan dalam seni dan budaya, tetapi musuh iman yang nyata. Namun, narasi Alkitab juga memberi penghiburan bahwa kuasanya terbatas, dan pada akhirnya ia akan dikalahkan untuk selamanya.(Hen)



