BERITA TERBARUDUNIA

Aktivis Iran Marziyeh Amirizadeh: Dari Ancaman Mati hingga Selamat Berkat Dukungan Dunia Internasional

FORUMADIL, MANADO – Kisah hidup Marziyeh Amirizadeh, seorang aktivis dan penganut Kristen asal Iran, menjadi perhatian dunia internasional setelah ia sempat menghadapi ancaman hukuman mati di negaranya akibat keyakinan yang dianutnya.

Marziyeh, yang dikenal sebagai perempuan berani memperjuangkan kebebasan beragama, ditangkap pada tahun 2009 bersama rekannya, Maryam Rostampour. Keduanya ditahan di Penjara Evin, Teheran, atas tuduhan menyebarkan ajaran Kristen dan melakukan “murtad” dari agama resmi negara.

Selama di tahanan, keduanya dilaporkan mengalami tekanan psikologis berat dan dihadapkan pada ancaman hukuman mati. Dalam berbagai wawancara, Marziyeh mengaku bahwa ia tetap mempertahankan imannya meski diancam akan digantung.“Saya tidak pernah menyesal mengikut Kristus, meski ancaman kematian datang setiap hari,” ujar Marziyeh dalam salah satu wawancara internasional.

Kasusnya kemudian menarik perhatian berbagai lembaga internasional dan tokoh agama dunia. Tekanan diplomatik serta dukungan doa dari banyak pihak, termasuk intervensi moral dari Vatikan di bawah Paus Benediktus XVI, disebut turut membantu memperingan hukuman yang dijatuhkan kepadanya.

Meski tidak ada dokumen resmi yang menyebut keterlibatan langsung Vatikan dalam pembebasan tersebut, sejumlah media internasional dan aktivis HAM mengaitkan perubahan sikap pemerintah Iran dengan meningkatnya tekanan global pada saat itu.

Setelah menjalani penahanan selama sekitar 259 hari, Marziyeh akhirnya dibebaskan. Ia kemudian meninggalkan Iran dan menetap di Amerika Serikat, di mana ia aktif menyuarakan kebebasan beragama dan kesetaraan hak perempuan.

Dalam bukunya Captive in Iran, Marziyeh menuturkan pengalaman pahitnya di balik jeruji besi sebagai sebuah kesaksian iman dan perjuangan kemanusiaan. Kini, ia dikenal sebagai pembicara dan aktivis lintas negara yang menyerukan pentingnya kebebasan berkeyakinan tanpa intimidasi negara.

Kisahnya menjadi pengingat bahwa perjuangan terhadap kebebasan beragama masih menghadapi tantangan besar di banyak negara, namun keberanian dan solidaritas dunia internasional dapat menjadi jalan menuju keadilan dan kemanusiaan.

Catatan Redaksi:

Klaim mengenai intervensi langsung Paus Benediktus XVI dalam pembebasan Marziyeh Amirizadeh bersumber dari pernyataan pribadi narasumber dan sejumlah media internasional. Hingga kini, belum terdapat dokumen resmi dari Vatikan maupun pemerintah Iran yang mengonfirmasi detail tersebut.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button